Jumat, 20 Januari 2012

Jalak Cina (Sturnus sturninus).

BAB I
 Pendahuluan 
 A. Latar belakang
               Yogyakarta merupakan salah satu tempat penting untuk pengamatan burung (Bird Waching) baik burung local maupun burung migran. Ada beberapa lokasi, diantaranya : Pantai Terisik untuk pengamatan burung perancah, Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) untuk pengamatan passeriformes, ekowisata Nglanggeran yang merupakan salah satu spot pengamatan raptor (burung pemangsa) dan juga di pusat perkotaan Yoyakarta, tepatnya di Malioboro yang terdapat beberapa burung lokal dan migran. Khusus untuk daerah perkotaan terdapat banyak populasi burung migran di antaranya Layang-Layang Asia (Hirundo rustica), Alap-Alap Kawah (Falco peregrinus), Punai Gading (Trerun vernans) dan Jalak Cina (Sturnus sturninus).
              Menurut Howes (2003), setiap akhir September sampai Desember, berlangsung musim migrasi burung dari belahan bumi utara meliputi wilayah utara daratan Asia, Eropa, dan Amerika. Saat itu berbagai macam rantai makanan terputus oleh hibernasi berbagai spesies mangsa dan iklim ekstrem, sehingga ribuan individu bermigrasi melintasi benua menuju wilayah yang bisa mencukupi kebutuhan makan dan aktivitas hariannya. Indonesia adalah lokasi yang cocok sebagai jalur migrasi dan lokasi istirahat (resting sites) saat burung bermigrasi. Di antara yang bermigrasi adalah Jalak cina (Sturnus sturninus).
             Jalak cina (Sturnus sturninus) bermigrasi dari tempat berbiaknya di Siberia dan Cina, bermigrasi pada musim dingin ke Asia Tenggara dan Sunda pada bulan November sampai Maret. Jalak cina (Sturnus sturninus) merupakan burung dari famili sturnidae. Burung ini dapat dikenali dari ukuranya agak kecil (18 cm), dengan punggung gelap, kepala dan dada abu-abu, sayap hitam-hijau berkilau dengan garis sayap putih mencolok. Berkembang biak di Himalaya dan Cina, melakukan migrasi pada musim dingin ke Asia Tenggara dan Sunda Besar, di Indonesia kususnya di Sumatera tercatat sampai ketinggian 1100 mdpl (Mackinnon, 1988).                    
               Di Yogyakarta ditemukan koloni Jalak Cina (Sturnus sturninus) yang cukup besar, beristirahat di pohon beringin (Ficus benjamina) didalam istana kepresidenan, bersama-sama dengan koloni burung migran lain, seperti Layang-Layang Asia (Hirundo rustica). Namun belum ada data yang menyebutkan jumlah individu maupun koloni dari populasi Jalak Cina (Sturnus sturninus). Catatan burung-burung migran seperti sikatan emas (Ficedula xanthopygia), Jalak Cina (Sturnus sturninus) di Yogyakarta tidak mendapatkan perhatian yang cukup signifikan dari para pengamat burung lokal. Padahal migrasi Jalak Cina (Sturnus sturninus) di Yogyakarta marupakan jumlah terbesar di Indonesia. Atas pemikiran tersebut penelitian ini perlu dilakukan.

 B. Rumusan Masalah
            Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan permasalahan pada penelitian ini adalah:
1. Berapa Populasi Burung Migrasi Jalak Cina (Sturnus sturninus) di Malioboro Yogyakarta?
2. Berapa jumlah koloni dari populasi Jalak Cina (Sturnus sturninus) di Malioboro Yogyakarta?
3. Bagaimana perbandingan jarak keluar antar koloni?
4. Apa saja jenis pohon yang digunakan Burung Jalak Cina (Sturnus sturninus) untuk istirahat

 C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang dirumuskan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui populasi Burung Jalak Cina (Sturnus sturninus) di Malioboro Yogyakarta.
2. Mengetahui jumlah koloni dari populasi Jalak Cina (Sturnus sturninus) di Malioboro Yogyakarta.
3. Mengetahui perbandingan waktu keluar antar koloni
4. Mengetahui Jenis pohon apa saja yang digunakan Jalak Cina (Sturnus sturninus) untuk istirahat

D. Manfaat yang Diharapkan
 Manfaat dari hasil penelitian ini mencakup manfaat akademis dan manfaat praksis. Manfaat akademis untuk menambah khasanah keilmuan khususnya yang berkaitan dengan burung Jalak Cina (Sturnus sturninus). Wujud kongkrit dari hasil penelitian tersebut memberikan informasi terbaru kepada masyarakat umum tentang besarnya populasi dan jenis pohon apa saja yang dijadikan tempat untuk beristirahat Jalak Cina (Sturnus sturninus) di Malioboro Yogyakarta. Manfaat praksis ini didasarkan pada penyadaran terhadap warga setempat, pengunjung dan pemerintah agar sinergi, sehingga menjadi satu gerakan massif dalam menjaga kelestarian populasi Jalak Cina (Sturnus sturninus).

E. Batasan Operasional
a. Populasi Jalak Cina (Sturnus sturninus) yang dimaksud adalah semua jumlah individu yang tinggal di lokasi                   penelitian.
b. Jumlah koloni Jalak Cina (Sturnus sturninus) yang dimaksud adalah semua jumlah koloni yang terlihat saat Jalak Cina (Sturnus sturninus) keluar dari tempat istirahat.
c. Jarak waktu antar koloni yang dimaksut adalah jarak waktu yang digunakan koloni untuk keluar dari tempat istirahat setiat 15 menit
d. Lokasi istirahat Jalak Cina (Sturnus sturninus) adalah semua jenis pohon yang di jadikan tempat tinggal di lokasi penelitian.
e. Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 15 november- maret

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri Populer