Rabu, 08 Februari 2012

Ekspedisi Riphidura javanica /Kipasan belang /Sikatan di tanah BERSEMI


Ekspedisi Riphidura javanica /Kipasan belang /Sikatan
Hari ke-1
Pagi itu (5 Februari 2012) mendung menutup cahaya surya, menyisakan suara pijakan kaki para petani kuat dari kabupaten Bersemi, di sebuah dusun kecil (Dusun Karang jati) sebuah kehidupan lain yang mulai terabaikan dimulai, kehidupan Biodiversity yang penuh dengan warna itu menggambarkan aktifitas timbal balik yang unik, dimana burung-burung bernyanyi bersautan memberi warna dalam panasnya dunia yang tak kunjung memperoleh kelayakan. Dari hati yang dalam, coretan ini mulai ku tuangkan.

Berawal dari keinginan mempunyai koleksi Foto si Riphidura javanica, perburuan pun dimulai. Bermodalkan sebatang Pocket Olympus dan amunisi secukupnya, secangkir kopi yang tinggal seseruputan  mulai ku tinggalkan dan melangkahkan kaki ke halaman belakang rumah. Ciiiiitt….cciiiittt….ccciiiiitttt…., si burung yang rukun menyambut. “Sepah kecil….itu nama yang tertera di SKJB…”  disusul siulan cipoh kacat, Bondol jawa dan Cucak kutilang.
 Walau banyak yang ditemui, terasa belum puas hati ini sebelum membidik si sikatan (nama local; Riphidura javanica). Setelah kurang lebih 30 menit menunggu, semangat menurun disertai meninggi dan memanasnya matahari.


“daripada bosen mending jeprat jepret serangga…” fikirku. Beberapa foto yang tak kalah syur dari beberapa jenis serangga yang belum tau namanya sempat terabadikan. “Cret…crettt…cret…cret……” terdengar suara sang pengobat Rindu. “Sikatan……………!!!!”ucapku lantang….Tanpa fikir panjang kuarahkan moncong kamera padanya. “Sulit…..”(gumamku). Memang kebiasaan riphidura yang selalu berpindah dari ranting satu keranting lainya menyulitkan perburuanku. Gagal lagi………..
Ya sudah lah….. besok kembali lagi.
Hari ke-2
Tak puas dengan hasil yang didapat dihari pertama, perjalanan dilanjutkan di hari kedua dengan strategi yang baru. Mendung pagi ini tidak menyurutkan perburuan akan Rhipidura javanica  setelah sekian lama tidak terlihat. Perjalanan dimulai dari arah barat tempat biasanya “Si belang” Rhipidura terlihat, menyusuri parit aliran air dusun karang jati. Walhasil setelah kurang lebih 43 menit ndekem (mengendap) bersama dengan puluhan nyamuk, akhirnya suara rhipidura terdengar. Cretttt creetttt….dengan nada tinggi dan irama cepat makin meninggikan semangatku yang sempat menurun. Ahhh…ituuuu…… terlihat sepasang Rhipidura beterbangan berpindah- pindah dari satu ranting ke ranting lain di pohon bambu/Bambusa/Pring. Sontak ku keluarkan senjata utama yang ku bawa (Pocket poenya….heheeh), cepret…ceprettt…. “Kamera miniku berbicara. Kok hasilnya gelap ya……” gumamku.

Owh ternyata karena matahari lagi kurang berbaik hati…..  sementara menunggu si mentari mengeluarkan batang hidungnya, ku isi waktu dengan melihat keindahan si belang. Kira-kira 08.02 matahari berbinar cerah secerah harapanku akan mendapat foto si belang

Foto 2

Foto 3

Foto 4

Foto 5

Foto 6



Lebih dari itu, sempat terlihat pula aktifitas si belang. Mulai dari beterbangan, berkicau, sampai berburu mangsa. Foto 1. Foto dimana si belang lagi berkicau bersautan dengan pasanganya dan diramaikan pula dengan burung lain, seperti : Cipoh kacat, Cinenen pisang, Sepah kecil dkk. Foto 2 : si belang lagi mengintai mangsa (serangga) di area persawahan yang ditanami padi. Foto 3. Si belang ambil posisi bersiap meluncur (Glyding) dan meluncur untuk menyambar mangsa. Foto 4. Terbang berputar-putar di area persawahan dan menyambar-nyambar serangga. Foto 5. Menikmati mangsa. Foto 6. istirahat

Tiada hal yang lebih menyenangkan dari menaklukan tantangan

2 komentar:

  1. satu komentar
    wahhhh mannnnntaappppppppppppp,,

    BalasHapus
  2. maturnuwun mas, kapan2 main ke rumahku. mengucapkan salam buat si Rhipidura....hehehehe

    BalasHapus

Entri Populer