Senin, 03 Oktober 2011

kumbang taman


Dinginya angan
Dalam nyanyian petang sang kumbang mengaung
mengumandangkan dendang hati
menari bersama bunga papaya yang menggelayut gantungkan angan
peluh siang ini hilang oleh tiupan bayu sedap membubuh secangkir cerita romantisme dunia
kian lama siluman petang menutup keceriaan yang lengang termakan waktu
kini, sang kumbang hanya bisa menyaksikan papaya pujaan di cumbu dalam dingin sepi,
berharap menyisakan keceriaan untuk esok
dan memunculkan benih cinta yang tetap tumbuh oleh sapuan badai

Pesan Terahir burung



PESAN TERAHIR TAK SEMPAT TERUCAP
 
Ngilu mata memandang pagi yang memerah
Seakan turut menangisi suara desis peluru senapan tua,
Tetesan basah daun jati menjadi bukti kekejaman seorang pencuri kecil yang bermata juling
Tangisan dan teriakan tak mampu mengusik kerasnya hati dan kepuasan yang tak pernah terobati

Tidakkah kau ingat cerita Ababil menyelamatkan Makkah?
Tidakkah kau lihat kegagahan lambang negaramu?
Tidakkah kau rasakan manfaat tumbuhan di bumi?

Itu aku,
Mahluk illahi yang hanya minta perlindungan dari insan yang mengaku khalifah di bumi,
Itu aku,
Yang selalu dipaksa memenuhi nafsu yang tak berujung
Itu aku,
Yang selalu bertasbih berdo’a untuk dunia

Oleh : Joko Setiyono





Entri Populer